top of page

Apa itu Gulma? Pengertian, Jenis, dan Cara Mengendalikannya

  • Gambar penulis: WasteX
    WasteX
  • 26 Nov 2024
  • 6 menit membaca

Diperbarui: 4 hari yang lalu

Pertanian modern menghadapi tantangan besar dari kehadiran gulma yang secara signifikan mengganggu pertumbuhan tanaman. Kehadiran gulma sering kali menjadi faktor penghambat dalam mencapai potensi hasil maksimal dari suatu komoditas pertanian. Status suatu vegetasi sebagai gulma sangat bergantung pada konteks di mana ia berada. Sebuah tanaman mawar yang tumbuh subur di tengah hamparan sayuran dapat dikategorikan sebagai gulma karena ia menyerap nutrisi yang seharusnya dialokasikan untuk tanaman utama.Ā 


gulma adalah

Gulma Adalah Organisme Pengganggu

Banyak ahli mendefinisikan gulma sebagai tumbuhan yang tumbuh di tempat yang salah (out of place). Namun, definisi yang lebih komprehensif menyatakan bahwa gulma adalah tumbuhan yang memiliki nilai negatif karena merugikan manusia secara langsung maupun tidak langsung. Kemampuan gulma untuk berkembang biak dengan sangat cepat, baik secara vegetatif melalui rhizomaĀ dan stolonĀ maupun secara generatif melalui biji yang melimpah, menjadikan mereka pesaing alami yang sangat tangguh di ekosistem pertanian.


Dampak keberadaan gulma di lahan pertanian sangatlah luas. Selain menghambat pertumbuhan tanaman melalui kompetisi sumber daya, gulma juga berperan sebagai inang bagi berbagai hama dan penyakit yang dapat menyerang tanaman utama secara langsung.


Beberapa spesies gulma mengeluarkan zat alelopati, yaitu senyawa kimia beracun yang dapat menghambat pertumbuhan vegetasi lain di sekitarnya, sehingga menciptakan zona eksklusif bagi gulma tersebut untuk mendominasi area pertanian.Ā 


Jenis-jenis Gulma Berdasarkan Morfologi dan Karakteristik Botani

Untuk mempermudah manajemen di lapangan, para ahli agronomi mengklasifikasikan jenis gulma berdasarkan karakteristik fisiknya atau morfologi. Klasifikasi ini sangat menentukan efektivitas metode pengendalian yang akan diterapkan, terutama dalam penggunaan herbisidaĀ dan teknik pengolahan tanah.Ā 


Secara umum, terdapat empat kelompok utama yang mendominasi ekosistem pertanian di wilayah tropis seperti Indonesia, yaitu gulma rerumputan, gulma teki, gulma berdaun lebar, dan gulma pakis pakisan.


1. Kelompok Rerumputan (Grasses)

Gulma rerumputan sebagian besar berasal dari famili gramineae poaceae. Karakteristik utama dari kelompok ini adalah memiliki daun yang sempit dan memanjang dengan tulang daun yang sejajar. Batangnya yang disebut culms umumnya berbentuk bulat atau pipih dan sering kali berongga.Ā 


Gulma dalam kelompok gramineae poaceae memiliki lidah daun (ligula) yang sering kali terlihat jelas pada batas antara pelepah dan helaian daun. Contoh umum dari kelompok ini adalah alang-alang (Imperata cylindrica) dan rumput belulang (Eleusine indica) yang dikenal memiliki daya tahan tinggi terhadap gangguan mekanis.


salah satu jenis gulma adalah gulma rerumputan grasses

2. Kelompok Teki (Sedges)

Kelompok teki tekian termasuk dalam famili Cyperaceae. Ciri khas yang membedakan teki tekian dari rerumputan adalah batangnya yang berbentuk segitiga pada penampang lintang dan tidak berongga. Daun pada gulma teki tersusun dalam tiga deretan di sepanjang batang dan tidak memiliki lidah daun.Ā 


Salah satu spesies yang paling terkenal adalah cyperus rotundusĀ atau teki ladang. Gulma ini memiliki sistem perbanyakan melalui umbi batang di dalam tanah yang mampu bertahan selama berbulan-bulan, menjadikannya salah satu jenis gulma yang paling sulit diberantas secara permanen. Cyperus rotundusĀ juga menggunakan jalur fotosintesisĀ C4, yang memungkinkannya menguasai areal pertanian secara cepat melalui pertumbuhan vegetatif yang agresif.


salah satu jenis gulma adalah gulma teki sedges

3. Kelompok Berdaun Lebar (Broadleaves)

Gulma berdaun lebar umumnya termasuk dalam kelas Dicotyledoneae atau tumbuhan berkeping dua. Sesuai namanya, gulma berdaun lebar umumnya memiliki helaian daun yang lebar dengan pertulangan daun yang berbentuk jala atau menyirip.Ā 


Titik tumbuh pada kelompok ini biasanya terletak di ujung batang atau di ketiak daun, yang membuat mereka cenderung sensitif terhadap aplikasi herbisida tertentu namun sangat kompetitif dalam memperebutkan intensitas cahaya matahari. Spesies seperti bandotan (Ageratum conyzoides) dan kirinyuh (Chromolaena odorata) merupakan contoh dominan dari kategori ini yang sering ditemukan mengganggu pertumbuhan tanaman di perkebunan maupun lahan pangan.


salah satu jenis gulma adalah gulma berdaun lebar broad leaves

4. Kelompok Pakis-pakisan (Ferns)

Gulma pakis-pakisan berasal dari divisi Pteridophyta. Kelompok gulma pakis-pakisan berkembang biak menggunakan spora dan bukan biji, serta sering ditemukan pada area yang memiliki tingkat kelembapan tinggi dan ternaungi. Meskipun pertumbuhannya tidak selalu secepat rerumputan, keberadaan gulma pakis-pakisan dapat menutupi permukaan tanah secara masif.Ā 


Beberapa contoh spesies dalam kategori ini adalah pakis kinca (Nephrolepis biserrata) dan pakis pedang (Nephrolepis exaltata). Menariknya, dalam beberapa konteks perkebunan kelapa sawit, Nephrolepis biserrataĀ terkadang dibiarkan sebagai tanaman penutup tanah karena kemampuannya menjaga kelembapan tanah, meskipun tetap harus dikendalikan agar tidak menjadi pesaing unsur hara.


salah satu jenis gulma adalah gulma pakis-pakisan ferns

Bagaimana Gulma Mengganggu Pertumbuhan Tanaman

Gulma memiliki kemampuan adaptasi yang lebih kuat dibandingkan tanaman budidaya terhadap perubahan lingkungan. Mekanisme utama di mana keberadaan gulma mengganggu pertumbuhan tanaman adalah melalui perebutan sumber daya vital yang terbatas. Persaingan ini terjadi baik di atas permukaan tanah (tajuk) maupun di bawah permukaan tanah (akar).


Di bawah permukaan tanah, persaingan untuk mendapatkan unsur hara dan air menjadi faktor yang paling merusak. Gulma memiliki sistem perakaran yang sering kali lebih luas dan lebih dalam dibandingkan tanaman budidaya, sehingga mereka mampu menyerap nutrisi lebih efisien. Kekurangan unsur hara akibat serapan gulma menyebabkan tanaman utama tumbuh kerdil dan produktivitasnya menurun drastis. Selain itu, pada musim kemarau, gulma yang lebih toleran terhadap kekeringan akan menguras cadangan air tanah, menyebabkan stres air pada tanaman budidaya yang pada akhirnya dapat memicu kegagalan panen.


Di atas permukaan tanah, kompetisi cahaya menjadi faktor krusial, terutama bagi gulma berdaun lebar yang memiliki kanopi rimbun. Pertumbuhan awal gulma yang cepat memungkinkan mereka menaungi bibit tanaman utama, sehingga proses fotosintesis tanaman budidaya terhambat.Ā 


Selain itu, gulma juga memberikan dampak secara langsung melalui sekresi senyawa alelokimia. Senyawa ini bersifat toksik bagi vegetasi lain dan dapat menghambat perkecambahan biji serta pertumbuhan akar tanaman di sekitarnya. Dalam jangka panjang, keberadaan gulma juga meningkatkan risiko serangan hamaĀ dan penyakit karena banyak spesies gulma yang bertindak sebagai inang alternatif bagi patogen dan serangga pengganggu.


Faktor Kompetisi

Mekanisme Gangguan Gulma

Dampak pada Tanaman Utama

Unsur Hara

Penyerapan N, P, K yang lebih cepat oleh akar gulma yang luas.

Tanaman kerdil, klorosis (daun tanaman menguning), dan penurunan hasil biji/buah.

Air Tanah

Laju transpirasi tinggi dan sistem akar dalam pada gulma.

Stres air, layu permanen pada tanaman budidaya saat kemarau.

Cahaya Matahari

Penaungan oleh kanopi gulma berdaun lebar yang tumbuh cepat.

Etiolasi, penurunan laju fotosintesis, dan batang lemah.

Alelopati

Pelepasan eksudatĀ akar beracun ke dalam rizosfer.

Penghambatan perkecambahan dan kerusakan membran sel akar.

Ruang Tumbuh

Dominasi area oleh stolon dan rhizoma gulma perenial.

Kepadatan tanaman utama berkurang, sulitnya akses perawatan.


Biochar sebagai Solusi Berkelanjutan untuk Permasalahan Gulma

BiocharĀ adalah material padat kaya karbon yang dihasilkan melalui proses pirolisisĀ biomassa organik pada suhu tinggi dengan oksigen terbatas. Aplikasi biochar ke dalam tanah tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kesuburan tanah dan sekuestrasi karbon, tetapi juga memiliki potensi signifikan dalam mempengaruhi dinamika populasi gulma dan efektivitas pengendaliannya


Biochar bekerja melalui beberapa mekanisme yang saling terkait untuk membantu petani mengatasi masalah gulma. Salah satu mekanisme yang paling menonjol adalah kemampuan adsorpsi fisik molekul sinyal. Banyak gulma parasit akar sangat bergantung pada deteksi sinyal kimia yang dikeluarkan oleh akar tanaman inang untuk memulai proses perkecambahan. Karena biochar memiliki luas permukaan dan porositas yang sangat tinggi, material ini mampu menyerap molekul-molekul sinyal tersebut, sehingga benih gulma parasit tidak dapat mendeteksi keberadaan inang dan gagal berkecambah.Ā 



gulma adalah organisme pengganggu tanaman yang dapat diatasi dengan mengaplikasikan biochar ke tanah
Biochar

PenelitianĀ telah membuktikan bahwa penambahan biochar ke dalam tanah dapat menurunkan tingkat infeksi gulma parasit secara signifikan tanpa menimbulkan dampak toksik pada tanaman budidaya. Selain itu, biochar meningkatkan kesehatan tanah secara keseluruhan melalui perbaikan sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Tanah yang telah diaplikasikan biochar cenderung memiliki kapasitas menahan air dan unsur hara yang lebih baik, serta mendukung pertumbuhan mikroorganisme tanahĀ yang menguntungkan seperti jamur mikoriza arbuskular.


Tanaman budidaya yang tumbuh di lingkungan yang optimal ini akan memiliki vigor yang lebih kuat dan daya saing yang lebih tinggi dibandingkan gulma. Dengan pertumbuhan vegetatif tanaman utama yang lebih cepat dan rimbun, maka terjadi penaungan alami terhadap bibit-bibit gulma yang baru tumbuh, sehingga populasi gulma dapat ditekan secara biologi melalui kompetisi cahaya yang dimenangkan oleh tanaman pokok

Manfaat Biochar dalam Manajemen Gulma

Mekanisme Kerja

Dampak Ekologis

Penekanan Gulma Parasit

Adsorpsi molekul sinyal strigolactones.

Penurunan tingkat infeksi pada akar inang secara non-kimiawi.

Penguatan Kompetisi Tanaman

Peningkatan KTK dan retensi air tanah.

Tanaman budidaya lebih vigor dan mampu menaungi gulma.

Stabilisasi Herbisida

Adsorpsi residu kimia pada permukaan pori biochar.

Mengurangi pencucian zat kimia berbahaya ke lingkungan.

Promosi Mikroba Menguntungkan

Penyediaan habitat bagi jamur mikoriza (AMF).

Peningkatan ketahanan tanaman terhadap stres biotik.

Peningkatan Kesuburan Tanah

Sekuestrasi karbon dan pelepasan hara lambat.

Mengurangi ketergantungan pada pupuk anorganik berlebih

Kesimpulan

Gulma adalah fenomena biologis yang akan selalu ada selama aktivitas pertanian dilakukan. Tidak lagi hanya mengandalkan satu metode tunggal seperti herbisida yang berisiko merusak lingkungan dan memicu resistensi. Sebaliknya, pendekatan yang lebih holistik melalui manajemen gulma terpadu, seperti penggunaan biochar menjadi kunci keberhasilan di masa depan.


Aplikasi biochar menawarkan jalur ganda: menekan pertumbuhan gulma tertentu melalui mekanisme adsorpsi dan peningkatan kompetisi tanaman, serta memperbaiki kualitas lingkungan pertanian melalui sekuestrasi karbon. Dengan mengoptimalkan ketersediaan unsur hara dan memperbaiki struktur tanah, biochar membantu tanaman budidaya untuk mencapai potensi genetik maksimalnya.


Akhirnya, manajemen gulma yang efektif bukan tentang memusnahkan setiap helai rumput di lahan, melainkan tentang menjaga keseimbangan ekosistem agar produksi pangan tetap terjaga tanpa mengorbankan kelestarian alam bagi generasi mendatang.


Komentar


bottom of page