top of page

Apa itu Kompos? Jenis-Jenis dan Cara Membuat Kompos yang Berkualitas

  • Gambar penulis: WasteX
    WasteX
  • 20 Mei
  • 4 menit membaca

Kompos adalah pupuk organik yang terbentuk dari proses dekomposisi bahan organik, seperti sampah organik rumah tangga, sisa bahan organik pertanian, dan kotoran hewan. Proses alami ini, yang dikenal sebagai proses pengomposan, melibatkan mikroorganisme tanah yang mengurai bahan organik menjadi kompos, sebuah material yang kaya nutrisi dan sangat bermanfaat untuk menyuburkan tanah. 


Kompos telah lama digunakan sebagai pupuk secara alami untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman dan menjaga kesuburan tanah dalam jangka panjang. Memahami cara membuat kompos yang berkualitas adalah langkah penting bagi siapa saja yang peduli dengan kesehatan tanaman dan lingkungan.


kompos

Mengapa Kompos Begitu Penting untuk Pertanian?

Kompos memiliki segudang manfaat yang menjadikannya salah satu pupuk organik terbaik. Ketika digunakan sebagai pupuk, kompos secara perlahan melepaskan unsur hara esensial yang dibutuhkan oleh akar tanaman, seperti nitrogen, fosfor, dan kalium. 


Selain itu, kompos juga meningkatkan kapasitas tanah dalam menahan air, sehingga tanaman menjadi lebih tahan terhadap kekeringan. Struktur kompos yang gembur membantu memperbaiki aerasi tanah dan drainase, menciptakan lingkungan yang optimal bagi pertumbuhan akar tanaman. 


Lebih jauh lagi, kompos meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah yang bermanfaat, yang membantu dalam siklus nutrisi dan melindungi tanaman dari beberapa jenis hama dan penyakit. Dengan menggunakan proses alami dekomposisi, kompos mengolah menjadi sumber nutrisi yang kaya dan ramah lingkungan.


6 Jenis Kompos

Meskipun prinsip dasar pengomposan adalah sama, terdapat berbagai jenis kompos yang dibedakan berdasarkan bahan baku, metode pembuatan, dan organisme yang terlibat dalam proses dekomposisi. Memahami berbagai jenis kompos ini dapat membantu Anda memilih atau membuat kompos yang paling sesuai dengan kebutuhan tanaman dan sumber daya yang tersedia. 


Berikut adalah beberapa jenis kompos yang umum digunakan sebagai pupuk:


1. Kompos aerob

Ini adalah jenis kompos yang paling umum, dibuat menggunakan proses dekomposisi bahan organik dengan bantuan oksigen. Proses ini melibatkan penumpukan bahan organik dengan aerasi yang baik dan kelembaban yang terjaga. Mikroorganisme aerobik akan mengurai bahan organik menjadi kompos matang dalam waktu relatif singkat.


2. Kompos anaerob

Berbeda dengan kompos aerob, jenis kompos ini dibuat tanpa adanya oksigen. Proses dekomposisi dilakukan oleh mikroorganisme anaerobik dalam wadah tertutup. 

Meskipun dapat menghasilkan pupuk organik yang kaya nutrisi, proses pengomposan anaerob cenderung lebih lambat dan berpotensi menghasilkan bau yang tidak sedap jika tidak dikelola dengan baik. 


Bokashi sering dianggap sebagai salah satu tipe kompos anaerob yang terkenal, yang menggunakan proses fermentasi dengan bantuan mikroorganisme efektif (EM).


3. Vermikompos (kompos cacing)

Jenis kompos ini melibatkan penggunaan cacing tanah (organisme hidup) untuk mengurai bahan organik. Cacing tanah mencerna sisa bahan organik dan mengeluarkan kascing (kotoran cacing) yang sangat kaya nutrisi dan baik untuk akar tanaman. 


Cara membuat kompos cacing melibatkan pembuatan bedengan atau wadah yang diisi dengan bahan organik sebagai pakan cacing.


4. Kompos hijau

Jenis kompos ini secara spesifik dibuat dari bahan organik hijau yang kaya nitrogen, seperti sisa sayuran, buah-buahan, potongan rumput, dan kotoran hewan (terutama dari herbivora). Kompos hijau dikenal efektif dalam menyediakan unsur hara penting untuk pertumbuhan tanaman dan memperbaiki struktur tanah.


5. Kompos cokelat

Berbeda dengan kompos hijau, jenis kompos ini didominasi oleh bahan organik berwarna cokelat yang kaya karbon, seperti daun kering, sekam padi, serbuk gergaji, dan kertas. Kompos cokelat berperan penting dalam meningkatkan kapasitas tanah dalam menahan air dan memperbaiki aerasi.


6. Kompos cair

Jenis pupuk organik ini dibuat melalui proses pengomposan basah atau fermentasi bahan organik dalam air. Pupuk organik cair dapat diserap lebih cepat oleh tanaman, terutama jika diaplikasikan sebagai pupuk daun, namun penggunaannya perlu sesuai dosis.


Memahami perbedaan antara jenis kompos ini akan membantu Anda untuk menggunakan pupuk organik yang paling tepat untuk meningkatkan kesuburan tanah dan hasil panen di kebun atau lahan pertanian Anda.


Cara Mudah Membuat Kompos Berkualitas

Untuk membuatnya, kompos dapat dibuat dengan berbagai metode, namun prinsip dasarnya adalah sama: menciptakan kondisi yang ideal bagi mikroorganisme untuk mengurai bahan organik. 


Berikut adalah langkah-langkah umum cara membuat kompos:


1. Kumpulkan bahan organik

Siapkan berbagai jenis sampah organik seperti sisa makanan (sayuran, buah-buahan, ampas kopi, teh), daun kering, potongan rumput, ranting kecil, dan kotoran hewan (dari herbivora seperti sapi, kambing, kelinci). Hindari bahan-bahan seperti daging, produk susu, minyak, dan makanan berlemak karena dapat menarik hama dan menghasilkan bau tidak sedap.


2. Buat wadah kompos

Anda dapat menggunakan berbagai jenis wadah, mulai dari tumpukan sederhana di tanah, kotak kayu, hingga komposter khusus yang tersedia di pasaran. Pastikan wadah memiliki aerasi yang baik.


3. Lapisi bahan

Atur bahan organik dalam lapisan-lapisan. Mulailah dengan lapisan kasar seperti ranting atau jerami di bagian bawah untuk membantu aerasi. Kemudian, lapisi dengan sampah organik hijau (sisa makanan, potongan rumput) dan cokelat (daun kering, kardus robek). Tambahkan sedikit air agar lembab, namun tidak becek.


4. Aktivator (opsional)

Untuk meningkatkan kecepatan proses pengomposan, Anda dapat menambahkan aktivator seperti pupuk hayati atau sedikit kompos matang yang sudah mengandung banyak mikroorganisme.


5. Aduk secara berkala

Untuk menjaga aerasi dan mempercepat dekomposisi, aduk tumpukan kompos secara berkala, idealnya setiap beberapa minggu sekali. Pastikan kelembaban tetap terjaga.


6. Panen kompos

Proses pengomposan membutuhkan waktu yang bervariasi tergantung pada jenis bahan organik dan kondisi lingkungan, biasanya antara satu hingga beberapa bulan. Kompos matang akan berwarna gelap, bertekstur remah, dan berbau tanah.


Menggabungkan Biochar dengan Kompos untuk Panen Melimpah

Untuk meningkatkan efektivitas kompos dan mendapatkan hasil panen yang lebih optimal, mengurangi penggunaan pupuk kimia, serta menekan serangan hama dan penyakit pertanian, penambahan biochar ke dalam campuran kompos adalah langkah yang sangat cerdas. 


Biochar, arang hayati yang dihasilkan dari pembakaran biomassa secara alami dalam kondisi minim oksigen (pirolisis), memiliki struktur pori yang unik dan meningkatkan kapasitas kompos dalam menyimpan air dan nutrisi.


Ketika biochar diolah menjadi bagian dari kompos, ia tidak hanya memperkaya kandungan karbon stabil dalam pupuk organik tersebut, tetapi juga menyediakan habitat yang ideal bagi mikroorganisme pengurai. Struktur pori biochar meningkatkan aerasi dalam tumpukan kompos, mempercepat proses pengomposan, dan mengurangi bau tidak sedap yang mungkin timbul. 


Untuk menggunakan kompos yang diperkaya dengan biochar, aplikasikan seperti pupuk organik biasa di sekitar akar tanaman saat penanaman atau sebagai top dressing selama masa pertumbuhan.


Manfaat sinergis antara biochar dan kompos sangatlah besar. Biochar membantu menahan nutrisi dari kompos, mencegahnya dari pencucian sehingga lebih tersedia bagi tanaman dalam jangka panjang. 


Selain itu, biochar juga dapat meningkatkan efisiensi penyerapan nutrisi oleh akar tanaman. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan campuran kompos dan biochar dapat secara signifikan meningkatkan hasil panen, mengurangi kebutuhan akan pupuk kimia sintetis, dan bahkan membantu menekan serangan beberapa jenis hama dan penyakit tanah.


kompos dicampur dengan biochar
Biochar

Kesimpulan

Kompos, hasil pengomposan bahan organik, esensial untuk pertanian berkelanjutan karena menyuburkan dan memperbaiki tanah. Kombinasi dengan biochar lebih meningkatkan efektivitas pupuk organik dalam menyimpan nutrisi dan memperbaiki aerasi, mendukung pertanian produktif, dan ramah lingkungan dengan menjaga kesehatan tanah serta mengurangi pupuk kimia.


bottom of page